warna apapun yg Tuhan lukiskan di kanvas hidupku, itu semua untuk kebaikanku.. :))

Selasa, 27 Maret 2012

kalian tak pernah tau..

aahh... papa, mama.. seandainya kalian tau, aku lebih suka melamun daripada mengingat ingat nama obat, aku lebih suka memainkan musik drpd memainkan jarum suntik dan pisau operasi, aku lebih suka menulis bebas, berbaukan sastra daripada menulis resep obat, aku lebih suka berbicara diatas mimbar gereja daripada bertatapan langsung membicarakan sakit penyakit dengan pasien atau keluarga pasien..
aahh.... papa , mama.. seandainya kalian membaca ini, seandainya aku punya keberanian untuk mengatakan langsung. tapi, apalah dayaku, aku hanyalah anak yang tak pernah dianggap dewasa, yang terjebak oleh hegemoni masa kecil karena kalian selalu menjadi sosok yang menakutkan daripada sosok yang hangat dipeluk.. papa, mama.. kadang aku sedih, ketika aku harus berbagi cerita ke orang tua lain, bukan ke orang tuaku sendiri. tapi, ya begitulah pa, ma.. aku takut untuk dekat dengan kalian..

aahh.. ya sudahlah, paa maa.. mungkin sampai kapanpun aku tak akan mengatakan aku tak mau menjadi dokter,  aku jg tak akan pernah cerita kalau aku lebih senang berada ditengah2 alat musik dan didepan laptop drpd berada di tengah-tengah orang sakit atau mayat-mayat yang menyedihkan. mungkin, papa mama juga ga akan pernah tau kalau aku begitu takut darah dan luka, kalian tak pernah tau juga bagaimana aku harus melawan ketakutanku sendiri, ketakutan yang membuat badanku lemas dan memucat ketika aku berhadapan dengan darah dan luka, betapa susahnya aku menguasai diriku sendiri agar paling tidak aku tidak gemetar ketika menangani pasien. mungkin papa mama juga tak akan pernah tau, melihat jenazah dan suara sirine ambulans hanya membuat luka di hatiku semakin lebar dan seperti disiram air jeruk,, perihh !!.. aku masih ingat jelas bagaimana Tuhan merebut paksa opa dan membawanya pergi ke sorga.

tapi, tak apalah pa.. aku menyerah ketika melihat senyum kalian saat kalian membanggakanku "anakku, calon dokter, dia akan jadi dokter yang hebat!", aku kalah. aku takut kepada kalian bukan berarti aku tidak menghormati kalian, aku mengalah, aku mengalah kalah telak, karena aku lebih memilih melihat senyum itu tetap ada, mata berbinar itu tetap bersinar.. karena, hanya dengan itu aku tahu. kalian menyayangiku dan berharap banyak padaku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar