Hujaann..
Lammaa aku tidak melihat hujan.. lama aku tak mendengar nada – nada hujan. Disaat hujan mulai bernyanyi membentuk harmoni, Aku ingin diam, Menutup mata, dan menikmati romantisme nada hujan ditengah kerinduanku yang (mungkin) sebanyak titik – titik hujan yang jatuh di genteng loteng rumahku. Saat ini aku menginginkan hujan datang. Berada ditengahnya. Membiarkan tubuhku dihantam olehnya. Dan tentunya, membiarkan airmataku mengalir dan berbaur dengan air hujan yang membasahi wajahku.
Kamu tahu kenapa??
Karena aku tidak ingin berbagi rasa ini. Terlalu banyak orang yang peduli denganku disekitarku. Aku tak ingin mereka bertanya “kenapa?”. dan aku tak ingin menjawab “aku merindukannya”, aku malu menangis didepan mereka, walaupun aku tahu pasti mereka tidak akan menghakimi perasaanku ini. Walaupun aku tahu mereka pasti akan bersimpati padaku. Tapi, sungguh.. aku hanya ingin kamu dan aku saja yang tahu ini, dan ini menjadi romantisme kita berdua, hanya kita berdua .
Rindu, tentu saja aku merasakan hal itu. Parahnya, aku tak pernah menemukan obat penenang dari candu yang kadang membuatku tidak nafsu makan itu. Rindu itu kadang merusak sel-sel otak dan merusak laju kerja hatiku, aku bahkan tak ingin melakukan apapun selain hanya membaca sms-smsmu dan melihat-lihat senyum manis dari benda kotak tak bernafas bernama foto itu. Zoom in! Zoom out! Aku memperlakukan foto itu layaknya obat rindu yang kurasa pasti akan menyembuhkan ku dari candu rindu. Seandainya kamu disini, seandainya kotamu tak berjarak ratusan kilometer dari kotaku, seandainya tidak ada bentangan air biru luas yang memisahkan kita, kita tentu bisa segera bertemu. Tanpa harus bermimpi dan berfantasi. Tanpa harus kadang menangis bersama, karena rindu yang mendobrak egosentrisme kita.
Tuhan, aku tahu Engkau memperhatikan kami. Dengar aku Tuhan, mungkin aku memang bukan anakMu yang manis, tapi kepada siapa lagi Tuhan aku harus berharap dan memohon kalau tidak padaMu, Bapaku yang mengasihiku walaupun aku sering mendukakan hatiNya. Tuhan, biarkan dia mengendap – endap keluar dari dunia mimpiku dan masuk ke dunia nyataku. Dan ada disini. Didepan kumpulan daging dan tulang yang telah Kau hembusi rohMu ini.
Ik houd van jou.. ik mis je
Tidak ada komentar:
Posting Komentar